Jumat, 13 April 2012

dua ekor ikan


Dua ekor ikan bertemu dalam sebuah akuarium besar yang dipajang dalam sebuah toko ikan hias milik seorang saudagar. Ikan yang berwarna kuning keemasan mencoba mengajak bicara seekor ikan lain yang warna tubuhnya putih kelabu. Warna tubuh kelabu itulah yang membuatnya tertarik. Si ikan keemasan mulai membuka percakapan.
“ dari mana asalmu,ikan kelabu? ” lalu si kelabu yang sedang mencoba berenang mencari makanan berbalik ke arah si empunya suara.
“ aku berasal dari desa K. dulu tuanku seorang lelaki tua yang hidup sendiri di pinggir desa. Kamu sendiri, dari mana asalmu? “
Si keemasan menjawab, “ aku juga dari desa K. tuanku dulu juga seorang lelaki tua yang tinggal di dalam pondok kecil di dalam hutan.
Lalu si kelabu terkejut mendengar si ikan keemasan mengatakan asal usulnya.

“Apakah  kau si ikan terkenal itu? Semua orang membicarakanmu. Memang benar tubuhmu bagus sekali. Pantas saja banyak orang memperebutkanmu. “ kata si ikan kelabu kagum.
“ jangan memujiku seperti itu. Meskipun keindahan warna di tubuhku terkenal sampai kemana – mana, tapi aku tak hidup bahagia bersama lelaki tua itu. “
“kenapa begitu?” tanya si kelabu.
“memang, pak tua itu amat menyayangiku. Setiap hari aku diajaknya berbicara karena ia tak punya teman lain selain aku. Keindahan tubuhku hanya ia yang boleh melihatnya. Setiap ada kerabatnya yang berkunjung ke rumah dan ingin melihatku barang sejenak, ia pasti akan langsung marah dan mengusir orang itu. Wataknya memang sungguh tidak baik.”
“ lalu bagaimana kau bisa sampai di tempat ini? Kemana pak tua majikanmu itu?” tanya si kelabu penasaran.
“ dia meninggal tiga hari yang lalu. Dia meninggal sambil memeluk toples kaca tempatku tinggal. Aku sangat kehilangan dia. Sebelum meninggal dia hanya mengatakan bahwa dia akan mempunyai banyak teman di surga nanti. Dulu sewaktu dia masih hidup aku tak pernah diperlihatkan kepada orang lain. Karena dia tak mau orang – orang merebutku dari tangannya. Karena yang dia miliki cuma aku, dan akulah satu – satunya yang mengerti akan kesedihannya, kesendiriannya, hingga dia seperti itu. Aku tak pernah sama sekali melihat dunia luar. Yang ada hanyalah toples kecilku, dan kamar pak tua yang dindingnya terbuat dari kayu. Toplesku diletakkannya di atas perapian kecilnya. Sewaktu dia ingin menghabiskan waktu, dia pasti akan duduk di kursi kayunya di depan perapian dan toplesku diletakkannya di meja di samping kursi kayunya. Lalu dia akan bercerita tentang istrinya, ayah ibunya, juga masa kecilnya dulu. Meskipun dia menceritakan hal yang sama setiap hari aku tak pernah bosan mendengarnya. Sekarang aku tak bisa lagi menemani pak tua itu menghabiskan waktu di depan perapiannya. Sekarang giliranmu. Bagaimana kau bisa ada di tempat ini?”
Si kelabu menggoyangkan ekornya. Lalu ia mulai bercerita tentang pak tua majikannya.
“ sama seperti tuanmu dia juga sudah meninggal tiga hari yang lalu. tapi ia tak memeluk toplesku. Sebelum meninggal ia berpesan kepada anak – anak kecil yang sering lewat mengunjungiku agar menjualku ke pasar setelah dia meninggal nanti.”
Si keemasan terkejut juga mendengar siapa sebenarnya si kelabu.
“ jadi, kamu si ikan terkenal itu ya? Ikan yang membuat banyak orang berbondong – bondong datang sekedar untuk melihat kibasan ekornya?” tanya si keemasan
“ kau tahu tentang aku?” tanya si kelabu tak percaya.
“ tentu saja. Reputasimu jauh diatasku, sobat. “ jawab si keemasan sembari terkekeh.
“ sebenarnya bukan keindahan atau kibasan ekorku yang membuatku terkenal. Tapi pak tua pemilikku itulah yang membuat aku jadi disenangi banyak orang. Toples kaca ku diletakkannya di pinggir jendela kayunya yang menghadap ke arah jalan setapak yang sering dilalui orang – orang desa atau anak – anak kecil yang akan pergi ke kota untuk mencari ilmu.
 Orang – orang itu biasanya akan menghampiri jendela kayu pak tua sekedar untuk melihatku dan memyapa pak tua itu. Lalu pak tua itu pun akan menghampiri mereka dan memberikan roti gandum meskipun sudah agak keras karena terlalu lama disimpan. 
‘Aku hanya ingin berbagi, kata pak tua itu suatu hari. Aku hanya ingin berbagi apa yang aku punya. Jika aku Cuma punya roti gandum yang keras, akan kuberikan pada siapa saja yang datang ke rumahku. Aku juga Cuma punya ikan. Akan kupersilakan siapa saja untuk melihatnya. Karena saat aku melihat ikan ku aku merasa bahagia, mungkin orang lain yang melihatnya akan merasakan hal yang sama. Aku ingin berbagi kebahagiaan yang kupunya meskipun hanya lewat seekor ikan.’ Karena itulah anak – anak kecil sering melihatku dari jendela kayu pak tua. Mereka sering memberiku makan remahan kue bekal mereka. Aku senang banyak yang mengajakku bicara. Pak tua itupun senang sekali menagajakku bicara sembari menatap senja. Dia juga menceritakan hal yang sama dengan tuanmu. Tentang istrinya ,ayah ibunya, dan masa kecilnya dulu. Sekarang akupun tak bisa mendengar cerita – ceritanya. Juga senyumnya yang selalu menghiasi wajahnya tak mungkin lagi bisa kulihat.” 
Si ikan kelabu menatap sahabat barunya.

“pada intinya kedua majikan kita sama. Sama – sama kesepian, tapi cara mereka menyikapi kesepian itu berbeda.” Kata si ikan keemasan.
“ benar. Pada dasarnya jika kita mau berbagi sebenarnya beban kita lebih ringan. dua lelaki tua itu bisa jadi contoh. yang satu merasa bahwa sesuatu yang berharga yang dimilikinya sekarang hanyalah miliknya karena ia tak punya sesuatu yang berharga lainnya yang bisa ia lindungi. karena itulah dia terlalu berlebihan menjaganya. ia menjadi ketakutan sendiri jika miliknya yang berharga itu jatuh ke tangan orang lain. sehingga bebannya malah semakin berat karena hatinya tak tenang." si ikan keemasan berkata sedih. lalu si ikan kelabu mendekatinya.

" ya, begitulah manusia. satu sama lain punya sifat berbeda. pak tua yang satunya mau berbagi semua kebahagiaan dan kesedihannya sehingga beban hatinya sedikit lebih ringan. mereka berdua berbeda meskipun sama - sama didera perasaan sunyi. pak tua yang satunya lebih siap untuk kehilangan apa yang dimilikinya karena ia sudah terbiasa dengan hal itu. saat ia meninggal pun ia tenang dalam senyumannya yang terakhir. ia tak punya beban lagi di dunia. barang berharga satu - satunya yang ia miliki yakni aku, sudah terlebih dahulu ia titipkan ke toko ikan ini. ia tak mau aku terlantar setelah dia tak ada di dunia ini."

lalu kedua ekor ikan itu bergerak mengelilingi akuarium. mereka sudah selesai dengan cerita tuan masing - masing. mereka kembali menjadi ikan tanpa harus mendengar keluh kesah dan melihat kisah hidup manusia yang penuh warna. mereka hanya dua ekor ikan yang pernah setia dengan dua lelaki tua.

Kamis, 12 April 2012

cerita kelinci


Tiga ekor kelinci tampak sedang merumput di tepi aliran sungai yang airnya begitu jernih. Satu dari seekor kelinci berkata pada dua temannya
" alangkah enaknya kalau kita punya fisik dan kemampuan seperti jerapah.. " kelinci yang bernama Rabby itu memandang dua temannya yang masih lahap memakan rumput di depan mereka. 

Lalu kelinci yang bernama Pippo berkata " aku tak menginginkan apa yang bukan menjadi hak ku." 

Kelinci yang satunya yang bernama Pappy ikut ambil suara.. " apa kau berkata seperti ini karena kau punya teman baru Jira, si Jerapah itu? akhir - akhir ini kau banyak menghabiskan waktu bersamanya. Jadwal kita setiap akhir pekan ke hutan sebelah pun kau jarang datang akhir - akhir ini."

"aku bukan seperti itu. aku hanya kagum padanya karena dia bisa mencapai tempat tinggi yang kita tak kan bisa menjangkaunya. Aku juga kagum pada kata - kata bijaknya yang selalu dia berikan padaku. belum pernah aku bertemu teman yang punya segudang kata bijak seperti dia." begitu penjelasan dari kelinci bernama Rabby tadi.

" apa kau senang hanya diberi kata - kata bijak seperti itu?" tanya kelinci Pappy kesal.
" kita hidup bukan hanya dengan kata - kata, kawan. tapi perbuatan kita sehari - hari lah yang bisa membuat kita menjadi orang bijak atau bukan. " Pippo menimpali

" tapi dia juga mengagumkan. dan dia teman baru ku. kalian juga masih sahabat terbaikku. bulan purnama yang akan datang dia sudah harus pergi ke hutan besar di utara. dia mendapat kehormatan dari raja hutan untuk bisa memegang satu wilayah hutan di bagian utara. "

" lalu apa maksudmu?" tanya Pappy

" aku ingin menemaninya selama dia masih ada disini. aku senang punya teman baru seperti dia. kalau nanti dia pergi aku pasti tak kan bisa melihatnya lagi. jadi kalian pun harus memahami ku jika waktu untuk kalian agak sedikit berkurang."

" jadi maksudmu kau ingin meninggalkan kami hanya karena kau punya teman baru?" ada sedikit kemarahan dalam kata - kata Pippo.

" bukan begitu. kalian masih sahabat - sahabat ku yang paling baik. tapi aku cuma minta pengertian agar aku punya lebih banyak waktu untuknya. itu karena Jira tak kan lama berada di sini. kalau kalian kan teman ku sejak kecil. aku tahu rumah kalian, dan setiap saat kita pasti gampang kalau mau bertemu. sedangkan dia, rumahnya aku tak tahu. dia hidup berpindah - pindah tergantung raja hutan memerintahknnya kemana. karena dia berprestasi dalam memegang suatu wilayah. aku pun ingin punya kwmampuan dan wewenang seperti dia."

dua ekor kelinci di depannya menatap masygul. dalam hati mereka cuma bingung dengan perubahan drastis pada diri sahabat baik mereka. Lalu Pappy membuka suara
" lalu, apa yang akan kau lakukan sekarang? "
" aku cuma ingin ijin untuk beberapa hari saja. mungkin aku tak bisa menemani kalian bermain dan berburu wortel. tapi aku tetap menyayangi kalian. "

" terserah kau saja.. " jawab Pippo acuh
Dan setelah pertemuan terakhir mereka di pinggir sungai itu, Rabby tak muncul lagi di sekitar tempat tinggal mereka. orangtua nya pun sebenarnya melarang Rabby yang ingin memiliki semua kewenangan dan kemampuan seperti yang dimiliki Jira. tapi Rabby tetap nekat pergi bersama Jira, sahabat baru yang ia kagumi. janji ijin yang hanya beberapa hari saja menjadi berbulan - bulan tanpa kabar. Pippo dan Pappy menatap sedih aliran sungai di depan mereka.
" apa Rabby akan seperti aliran sungai ini? bergerak pelan dan tenang, tapi menjauh dan tak mungkin kembali ke sini?" Pippo berkata pelan. dan Pappy hanya diam tak menjawab di sebelahnya. Lalu tiba - tiba ia berlari keluar hutan. Kakinya bergerak cepat menelusuri dahan - dahan kering yang berserakan di tanah. Pippo seperti kehabisan napas saat berlari mengejar Pappy yang berlari kencang ke arah jalan raya di tepi hutan.

" tunggu!!! mau kemana kau? jangan ke arah sana, bahaya!!! " begitu teriak Pippo di sela - sela napasnya yang hampir habis. Pappy pun berhenti dan menoleh ke arahnya.

" Aku ingin menjadi teman yang bisa membuat sahabatku bangga dan kagum. kalau Rabby bangga pada Jira karena kemampuannya, akupun bisa memperolehnya. aku akan belajar pada temanku yang berada di kota agar aku bisa membuat bangga Rabby. agar dia bisa kembali lagi bersama kita."

" jangan!!! kau tak tahu bahaya apa yang mengancam di luar sana. dengarkan aku, Pappy. kita kelinci, bukan Jerapah. kita tak mungkin meraih dahan - dahan tinggi. kita tak mungkin bisa melewati aliran sungai dengan mudahnya hanya dengan menggunakan kaki kita yang kecil dan pendek. kita tak mungkin bisa menjadi jerapah dengan segala kemampuan dan kata - kata bijaknya. tapi kita bisa menjadi diri sendiri, menjadi diri kita dengan kelebihan dan kekurangan kita. ayo kita pulang, Pappy... " 


Tapi Pappy malah berlari kencang dan melesat ke badan jalan. Saat itu sebuah mobil tengah melaju kencang, dan tubuh mungil Pappy terpelanting jauh. darah mengucur dari tubuhnya. kejadian itu begitu cepat, dan Pippo hanya terdiam di tempatnya berdiri. tubuhnya kaku, keempat kakinya tak mampu bergerak. sedangkan tubuh sahabatnya yang penuh darah tergeletak di tepi jalan. airmatanya membanjiri sudut matanya.. ia telah kehilangan dua sahabat.


Sepekan setelah kematian Pappy, Rabby pulang ke kampungnya. dia mencari dua sahabatnya. Rabby bertemu Pippo di pinggir aliran sungai yang menjadi tempat bersejarah bagi mereka. ia sudah begitu kangen dengan sahabatnya itu. Pippo pun merasakan hal yang sama. ia tak menyangka bahwa Rabby akan kembali.
" lama tak berjumpa, kawan. bagaimana keadaanmu? aku sangat merindukanmu" Rabby memeluk haru sahabatnya.
" Lalu dimana sahabatku yang satunya lagi? apakah ia sehat?" 
Pippo tak menjawab. matanya berkaca - kaca. lalu mengalirlah cerita tentang kejadian yang menimpa Pappy. Rabby tak percaya. lidahnya kelu untuk bisa membantah berita yang amat mengguncangkan hatinya itu. 
" Rabby sahabatku, ini mungkin bisa menjadi pelajaran bagi kita. perhatikanlah apa yang ada di depanmu. pikirkanlah apa yang ada saat ini. dulu kau begitu takut kehilangan teman barumu yang katamu tak kan lama disini. tapi ternyata takdir berkata lain. teman baikmu dari kecil lah yang meninggalkanmu terlebih dahulu tanpa kamu bisa mengatakan selamat jalan padanya lebih dulu. jangan mencari teman yang bisa membuatmu kagum dan bangga, tapi jadilah teman yang bisa membuat temanmu kagum dan bangga. "


" maafkan aku. aku menyesal dengan pemikiranku yang dulu"
" tapi penyesalanmu tak kan mampu menghidupkan lagi Pappy. mulai sekarang, sayangilah siapapun yang berada di dekatmu. jangan membuat prioritas siapa dari mereka yang harus diberikan tempat istimewa karena kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. anggap lah semua teman2mu atau keluargamu akan meninggalkanmu hari ini, nanti malam, atau besok."


" ya, aku mengerti, sahabatku. mulai hari ini kita akan bersama - sama lagi seperti dulu meskipun tanpa Pappy."


" maafkan aku, Rabby. aku mau pamit. hari ini juga aku akan pergi ke selatan. raja hutan disana memberiku tawaran untuk menjadi penasehat di kerajaannya. dan mungkin aku tak kan kembali lagi kesini karena keluarga ku pun pindah ke selatan. kau bisa mengunjungiku kesana kalau kau ingin bertemu denganku. memang jauh sih. tapi katamu dulu kau bisa ke rumahku kapanpun kau mau karena kau mengenal keluarga ku dan tahu rumah ku jadi tak ada masalah. selamat tinggal sahabatku. ku harap kau benar - benar mendapat apa yang kau inginkan setelah berbulan - bulan belajar bersama sahabat barumu. aku pergi."


" tunggu!!!" teriak Rabby dari pinggir sungai. " aku akan memperbaiki kesalahanku. kau dan Pappy adalah sahabat terbaikku. apa kau masih menganggapku seperti itu juga?"


Pippo menoleh dan tersenyum ke arahnya. " tentu" jawabnya singkat. lalu ia berlalri kecil menyusul keluarganya..


pepatah mengatakan bahwa teman itu seperti bintang. ia tak selalu nampak tapi ia selalu ada........


  

Rabu, 11 April 2012

plis dong ah...

Kadang kalo nonton televisi bikin risih juga. Beberapa minggu yang lalu indonesia disibukkan dengan demo kenaikan BBM. Memang sih negara kita negara demokrasi. Tapi demokrasi yang kita anut ternyata punya paham kebebasan tanpa batas,termasuk di dalamnya aksi - aksi anarkis yang merusak fasilitas umum. Di tivi bnyak orang dari segala lapisan masyarakat diwawancarai tentang bagaimana dampak kenaikan BBM bagi mereka. Ada mbak - mbak karyawan berpakaian modis yang dengan lantang menolak kenaikan BBM, ada anak - anak berseragam sekolah yang dengan tegas bahwa itu mempengaruhi uang jajan n uang saku. ada juga ibu - ibu berpakaian lusuh sambil menggendong anak yang dengan penuh amarah memaki - maki pemerintah. Sepintas dilihat memang kasihan juga. Pun saya sebenarnya pasti juga ikut merasakan dampak kenaikan BBM jika benar - benar naik nanti. Tapi melihat infotainment gosip yang baru saja muncul di tivi yang memberitakan kedatangan boyband asal korea Super Junior yang mampu menyedot perhatian jutaan warga indonesia, saya jadi miris. ironis sekali rasanya jutaan orang indonesia mampu membeli tiket artis luar negeri yang harganya jutaan. rata - rata pengantre tiket adalah anak - anak ABG yang masih pada berseragam. Tentu saja bukan uang mereka sendiri yang mereka gunakan untuk membeli tiket seharga jutaan itu. Ironisnya lagi ga sedikit yang mengantre tuh tiket. Mungkin dari sekian banyak juta penduduk indonesia, yang ikut mengantre kemaren ada setengahnya. haha....  Wah, ternyata orang indonesia kaya raya semua kok. Bisa buang uang jutaan rupiah hanya untuk melihat yang seperti itu. Padahal disuruh beli bensin non subsidi saja pakai demo sambil bakar mobil dinas. Plis dong ah..... mbok jangan lebay gitu. Mungkin mahasiswa yang ikut bakar mobil n teriak - teriak nolak BBM naik kemarin, juga ikut ngantri tiketnya SuJu. hahaha.....
pada kesimpulannya, kita bisa bersikap sareh,kata orang Jawa. biasa aja lah menanggapi semua yang terjadi sekarang ini. BBM naik, ya udah lah wong minyak dunia juga naik.yang ngrasa memang cukup mampu untuk beli non subsidi ya ngga usah protes.
Histeria tentang trend baru juga bagusnya kalo disikapi biasa - biasa saja. Bagi yang pnya duit pas - pasan jangan dipaksa - paksain jual sapi cuma buat nonton SuJu... heheh...

the way i am...

saya suka menuangkan segala hal dalam sebuah narasi. saya suka mendeskripsikan segala sesuatu dalam bentuk narasi juga. saya juga senang menuangkan apa yang terjadi di sekitar saya dan mengembangkannya dalam sebuah alur cerita. saya senang membicarakan tentang kehidupan di saat ini ataupun kehidupan di masa depan nanti bersama orang orang yang saya sayangi. meluangkan waktu untuk sekedar membicarakan masalah - masalah ringan bersama keluarga adalah sebuah momen yang sangat berharga. karena kita tak mungkin dapat mengulang waktu seperti itu. waktu di saat kita cukup terbuka untuk mendengarkan kritikan orang, waktu di saat kita punya hati lapang dan telinga lebar untuk mau mendengarkan keluh kesah orang lain, waktu di saat kita ingin berbagi bersama mereka. saya seorang yang simple, tapi terlalu senang untuk memikirkan & memperhatikan hal - hal kecil di sekitar saya. karena itulah blog saya punya tema tentang  kisah, kehidupan, dan masa depan....