Kamis, 12 April 2012

cerita kelinci


Tiga ekor kelinci tampak sedang merumput di tepi aliran sungai yang airnya begitu jernih. Satu dari seekor kelinci berkata pada dua temannya
" alangkah enaknya kalau kita punya fisik dan kemampuan seperti jerapah.. " kelinci yang bernama Rabby itu memandang dua temannya yang masih lahap memakan rumput di depan mereka. 

Lalu kelinci yang bernama Pippo berkata " aku tak menginginkan apa yang bukan menjadi hak ku." 

Kelinci yang satunya yang bernama Pappy ikut ambil suara.. " apa kau berkata seperti ini karena kau punya teman baru Jira, si Jerapah itu? akhir - akhir ini kau banyak menghabiskan waktu bersamanya. Jadwal kita setiap akhir pekan ke hutan sebelah pun kau jarang datang akhir - akhir ini."

"aku bukan seperti itu. aku hanya kagum padanya karena dia bisa mencapai tempat tinggi yang kita tak kan bisa menjangkaunya. Aku juga kagum pada kata - kata bijaknya yang selalu dia berikan padaku. belum pernah aku bertemu teman yang punya segudang kata bijak seperti dia." begitu penjelasan dari kelinci bernama Rabby tadi.

" apa kau senang hanya diberi kata - kata bijak seperti itu?" tanya kelinci Pappy kesal.
" kita hidup bukan hanya dengan kata - kata, kawan. tapi perbuatan kita sehari - hari lah yang bisa membuat kita menjadi orang bijak atau bukan. " Pippo menimpali

" tapi dia juga mengagumkan. dan dia teman baru ku. kalian juga masih sahabat terbaikku. bulan purnama yang akan datang dia sudah harus pergi ke hutan besar di utara. dia mendapat kehormatan dari raja hutan untuk bisa memegang satu wilayah hutan di bagian utara. "

" lalu apa maksudmu?" tanya Pappy

" aku ingin menemaninya selama dia masih ada disini. aku senang punya teman baru seperti dia. kalau nanti dia pergi aku pasti tak kan bisa melihatnya lagi. jadi kalian pun harus memahami ku jika waktu untuk kalian agak sedikit berkurang."

" jadi maksudmu kau ingin meninggalkan kami hanya karena kau punya teman baru?" ada sedikit kemarahan dalam kata - kata Pippo.

" bukan begitu. kalian masih sahabat - sahabat ku yang paling baik. tapi aku cuma minta pengertian agar aku punya lebih banyak waktu untuknya. itu karena Jira tak kan lama berada di sini. kalau kalian kan teman ku sejak kecil. aku tahu rumah kalian, dan setiap saat kita pasti gampang kalau mau bertemu. sedangkan dia, rumahnya aku tak tahu. dia hidup berpindah - pindah tergantung raja hutan memerintahknnya kemana. karena dia berprestasi dalam memegang suatu wilayah. aku pun ingin punya kwmampuan dan wewenang seperti dia."

dua ekor kelinci di depannya menatap masygul. dalam hati mereka cuma bingung dengan perubahan drastis pada diri sahabat baik mereka. Lalu Pappy membuka suara
" lalu, apa yang akan kau lakukan sekarang? "
" aku cuma ingin ijin untuk beberapa hari saja. mungkin aku tak bisa menemani kalian bermain dan berburu wortel. tapi aku tetap menyayangi kalian. "

" terserah kau saja.. " jawab Pippo acuh
Dan setelah pertemuan terakhir mereka di pinggir sungai itu, Rabby tak muncul lagi di sekitar tempat tinggal mereka. orangtua nya pun sebenarnya melarang Rabby yang ingin memiliki semua kewenangan dan kemampuan seperti yang dimiliki Jira. tapi Rabby tetap nekat pergi bersama Jira, sahabat baru yang ia kagumi. janji ijin yang hanya beberapa hari saja menjadi berbulan - bulan tanpa kabar. Pippo dan Pappy menatap sedih aliran sungai di depan mereka.
" apa Rabby akan seperti aliran sungai ini? bergerak pelan dan tenang, tapi menjauh dan tak mungkin kembali ke sini?" Pippo berkata pelan. dan Pappy hanya diam tak menjawab di sebelahnya. Lalu tiba - tiba ia berlari keluar hutan. Kakinya bergerak cepat menelusuri dahan - dahan kering yang berserakan di tanah. Pippo seperti kehabisan napas saat berlari mengejar Pappy yang berlari kencang ke arah jalan raya di tepi hutan.

" tunggu!!! mau kemana kau? jangan ke arah sana, bahaya!!! " begitu teriak Pippo di sela - sela napasnya yang hampir habis. Pappy pun berhenti dan menoleh ke arahnya.

" Aku ingin menjadi teman yang bisa membuat sahabatku bangga dan kagum. kalau Rabby bangga pada Jira karena kemampuannya, akupun bisa memperolehnya. aku akan belajar pada temanku yang berada di kota agar aku bisa membuat bangga Rabby. agar dia bisa kembali lagi bersama kita."

" jangan!!! kau tak tahu bahaya apa yang mengancam di luar sana. dengarkan aku, Pappy. kita kelinci, bukan Jerapah. kita tak mungkin meraih dahan - dahan tinggi. kita tak mungkin bisa melewati aliran sungai dengan mudahnya hanya dengan menggunakan kaki kita yang kecil dan pendek. kita tak mungkin bisa menjadi jerapah dengan segala kemampuan dan kata - kata bijaknya. tapi kita bisa menjadi diri sendiri, menjadi diri kita dengan kelebihan dan kekurangan kita. ayo kita pulang, Pappy... " 


Tapi Pappy malah berlari kencang dan melesat ke badan jalan. Saat itu sebuah mobil tengah melaju kencang, dan tubuh mungil Pappy terpelanting jauh. darah mengucur dari tubuhnya. kejadian itu begitu cepat, dan Pippo hanya terdiam di tempatnya berdiri. tubuhnya kaku, keempat kakinya tak mampu bergerak. sedangkan tubuh sahabatnya yang penuh darah tergeletak di tepi jalan. airmatanya membanjiri sudut matanya.. ia telah kehilangan dua sahabat.


Sepekan setelah kematian Pappy, Rabby pulang ke kampungnya. dia mencari dua sahabatnya. Rabby bertemu Pippo di pinggir aliran sungai yang menjadi tempat bersejarah bagi mereka. ia sudah begitu kangen dengan sahabatnya itu. Pippo pun merasakan hal yang sama. ia tak menyangka bahwa Rabby akan kembali.
" lama tak berjumpa, kawan. bagaimana keadaanmu? aku sangat merindukanmu" Rabby memeluk haru sahabatnya.
" Lalu dimana sahabatku yang satunya lagi? apakah ia sehat?" 
Pippo tak menjawab. matanya berkaca - kaca. lalu mengalirlah cerita tentang kejadian yang menimpa Pappy. Rabby tak percaya. lidahnya kelu untuk bisa membantah berita yang amat mengguncangkan hatinya itu. 
" Rabby sahabatku, ini mungkin bisa menjadi pelajaran bagi kita. perhatikanlah apa yang ada di depanmu. pikirkanlah apa yang ada saat ini. dulu kau begitu takut kehilangan teman barumu yang katamu tak kan lama disini. tapi ternyata takdir berkata lain. teman baikmu dari kecil lah yang meninggalkanmu terlebih dahulu tanpa kamu bisa mengatakan selamat jalan padanya lebih dulu. jangan mencari teman yang bisa membuatmu kagum dan bangga, tapi jadilah teman yang bisa membuat temanmu kagum dan bangga. "


" maafkan aku. aku menyesal dengan pemikiranku yang dulu"
" tapi penyesalanmu tak kan mampu menghidupkan lagi Pappy. mulai sekarang, sayangilah siapapun yang berada di dekatmu. jangan membuat prioritas siapa dari mereka yang harus diberikan tempat istimewa karena kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. anggap lah semua teman2mu atau keluargamu akan meninggalkanmu hari ini, nanti malam, atau besok."


" ya, aku mengerti, sahabatku. mulai hari ini kita akan bersama - sama lagi seperti dulu meskipun tanpa Pappy."


" maafkan aku, Rabby. aku mau pamit. hari ini juga aku akan pergi ke selatan. raja hutan disana memberiku tawaran untuk menjadi penasehat di kerajaannya. dan mungkin aku tak kan kembali lagi kesini karena keluarga ku pun pindah ke selatan. kau bisa mengunjungiku kesana kalau kau ingin bertemu denganku. memang jauh sih. tapi katamu dulu kau bisa ke rumahku kapanpun kau mau karena kau mengenal keluarga ku dan tahu rumah ku jadi tak ada masalah. selamat tinggal sahabatku. ku harap kau benar - benar mendapat apa yang kau inginkan setelah berbulan - bulan belajar bersama sahabat barumu. aku pergi."


" tunggu!!!" teriak Rabby dari pinggir sungai. " aku akan memperbaiki kesalahanku. kau dan Pappy adalah sahabat terbaikku. apa kau masih menganggapku seperti itu juga?"


Pippo menoleh dan tersenyum ke arahnya. " tentu" jawabnya singkat. lalu ia berlalri kecil menyusul keluarganya..


pepatah mengatakan bahwa teman itu seperti bintang. ia tak selalu nampak tapi ia selalu ada........


  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar